Kayu merupakan salah satu
bahan yang sering digunakan dalam bangunan. Meskipun beton atau baja lebih kuat
dari kayu, namun kayu relatif lebih murah daripada baja atau beton. Berikut
adalah sifat fisik dan material dari kayu.
Sifat Fisik Kayu
1.
Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu,
rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding
lurus dengan BJ-nya. Kayu
mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu
balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya
makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
2.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari
unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan
kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan
unsur racun bagi perusak kayu. Zat
ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras
sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3.
Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat
pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.
4.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5.
Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap
sumbu batang pohon. Arah
serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta
terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6.
Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba
permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
7.
Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama
tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu
tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau
bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8.
Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna,
arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola
tertentu. Pola gambar ini
yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan
air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan
dengan lingkungannya. Dalam
kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut
kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium
Moisture Content).
10.
Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a.
Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara
berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
b.
Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat
adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk
bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11.
Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu
banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan
sumber panas.
12.
Daya Hantar Listrik
13.
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek
untuk aliran listrik. Daya
hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi
bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air
maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.
Sifat mekanikal material kayu bisa dilihat dan dianalisa
berdasarkan list berikut ini.
Kekuatan Tarik
Dua arah kekuatan tarik pada kayu yaitu searah serat kayu atau
tegak lurus (melintang) arah serat kayu. Kekuatan tarik kayu adalah bagaimana
reaksi bahan kayu terhadap gaya-gaya yang menarik kayu. Pada umumnya kayu
memiliki kekuatan tarik lebih besar searah serat kayu.
Kekuatan Tekan
Adalah daya tahan kayu terhadap tekanan pada searah serat kayu
atau melintang serat kayu. Kekuatan tekan kayu lebih lemah pada arah melintang
serat.
Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kekuatan kayu menahan gerakan dan tekanan
yang membuat kayu bergeser (tanpa pukulan) baik itu beban mati ataupun beban
hidup. Beban mati artinya tekanan secara terus menerus pada skala tekanan
tertentu. Sedangkan beban hidup berarti tekanan yang berulang-ulang dan bisa
berubah-ubah kekuatannya. Keteguhan geser kayu paling besar adalah pada posisi
melintang serat kayu.
Kelenturan (Kekuatan Lengkung)
Kayu juga tahan terhadap gaya yang berusaha melengkungkan kayu
dengan satu kali tekanan secara terus menerus atau berkali-kali (secara mendadak,
seperti pukulan).
Kekuatan Belah
Daya tahan kekuatan kayu terhadap tekanan belah paling rendah pada
posisi searah serat. Walaupun demikian untuk beberapa jenis kayu tertentu
sangat baik apabila kekuatan belahnya sangat lemah karena jenis kayu ini akan
sangat cocok untuk pembuatan atap sirap atau kayu bakar.
Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau
lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang
relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang
berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan
bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian.
Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat
takik atau lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan,
kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
Sumber: http://www.dephut.go.id/Halaman/STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_V02/VII_V02.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar