A. Kuat Tekan Beton
Kekuatan tekan (f’c) merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas, dan dinyatakan dengan Mpa atau N/mm2. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang sangat kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentuan kuat tekan dapat dilakukan dengan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 pada umum benda uji 28 hari.
Kuat tekan beton ditetapkan oleh perencana struktur (dengan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, Berdasarkan SNI 03-2847-2002, beton harus dirancang sedemikian hingga menghasilkan kuat tekan sesuai dengan aturan-aturan dalam tata cara tersebut dan tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa.
Kekuatan tekan (f’c) merupakan salah satu kinerja utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas, dan dinyatakan dengan Mpa atau N/mm2. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang sangat kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentuan kuat tekan dapat dilakukan dengan alat uji tekan dan benda uji berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-39 pada umum benda uji 28 hari.
Kuat tekan beton ditetapkan oleh perencana struktur (dengan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm), untuk dipakai dalam perencanaan struktur beton, Berdasarkan SNI 03-2847-2002, beton harus dirancang sedemikian hingga menghasilkan kuat tekan sesuai dengan aturan-aturan dalam tata cara tersebut dan tidak boleh kurang daripada 17,5 Mpa.
B. Modulus elastisitas beton
Perbandingan antara
tegangan dan regangan beton. Beton tidak memiliki modulus elastisitas yang
pasti. Nilainya bervariasi tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis
pembebanan, dan karakteristik dan perbandingan semen dan
agregat. Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus
elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500 .
wc : berat beton (Kg/m3)
fc’ : mutu beton
(Mpa)
Ec : modulus elastisitas
(Mpa)
Dan untuk beton dengan
berat normal beton yang berkisar 2320 Kg/m3
C. Kuat tarik beton
Kuat tarik beton bervariasi
antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan utama dari kuat tarik yang
kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi oleh retak-retak halus.
Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton menerima beban tekan karena
beban tekan menyebabkan retak menutup sehingga memungkinkan terjadinya
penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi bila balok menerima beban
tarik. Meskipun biasanya diabaikan dalam perhitungan desain, kuat tarik
tetap merupakan sifat penting yang mempengaruhi ukuran beton dan seberapa besar
retak yang terjadi. Selain itu, kuat tarik dari batang beton diketahui selalu
akan mengurangi jumlah lendutan. (Karena kuat tarik beton tidak besar, hanya
sedikit usaha yang dilakukan untuk menghitung modulus elastisitas tarik dari
beton.
D. Poisson’s ration
Ketika sebuah beton menerima
beban tekan, silinder tersebut tidak hanya berkurang tingginya tetapi juga
mengalami ekspansi (pemuaian) dalam arah lateral. Perbandingan ekspansi lateral
dengan pendekatan longitudinal ini disebut sebagai Perbandingan
Poisson (Poisson’s ratio). Nilainya bervariasi mulai dari 0,11 untuk beton
mutu tinggi dan 0,21 untuk beton mutu rendah, dengan nilai rata-rata 0,16.
Sepertinya tidak ada hubungan langsung antara nilai perbandingan ini dengan
nilai-nilai, seperti perbandingan air-semen, lamanya perawatan, ukuran agregat,
dan sebagainya.
E. Shringkage pada beton
Susut adalah perubahan
volume yang tidak berhubungan dengan beban atau berkurangnya volume elemen
beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Proses susut pada
beton akan menimbulkan deformasi yang umumnya akan bersifat menambah deformasi
rangkak.
F. Creep pada beton
Rangkak (creep) adalah penambahan
regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja. Rangkak timbul dengan
intensitas yang semakin berkurang setelah selang waktu tertentu dan kemudian
berakhir setelah beberapa tahun.
G. Kelebihan dan kekurangan dari material beton
Kelebihan :
- · Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan bahan lain.
- · Beton mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas rata-rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan.
- · Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat digunakan sampai kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan beton tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses pemadatan pasta semen.
- · Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-bangunan semacam itu.
- · Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.
- · Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah (pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan tulangan baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain.
Kekurangan :
- · Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.
- · Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
- · Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
- · Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.
- · Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar